BeritaHR

Media Belajar Human Resources

Lembaga Psikotest,makin diburu sepi pemain

with one comment

Sejumlah Praktisi di luar Jakarta belakangan ini mengeluhkan kurangnya lembaga psikotest yang berkualitas di luar Jakarta.Beberapa pemain yang telah mengembangkan sayapnya keluar Jakarta dinilai belum mencukupi standar yang diinginkan.Lalu kemanakah pasar akan menentukan jalannya menyikapi supply & demand yang tidak seimbang ini?

 

Psikotes merupakan bagian dari rangkaian seleksi sebuah lowongan kerja, yang kerap memiliki arti penting. Psikotes, percaya atau tidak, merupakan perangkat untuk menangkap kecenderungan para pelamar, yang meliputi kemampuan intelektual atau kepribadian. Dua hal ini tentunya akan disesuaikan dengan karakteristik pekerjaan yang tersedia.

Beberapa lembaga psikotest biasanya masih dimonopoli oleh beberapa Universitas dan lembaga pendidikan.Berbeda dengan Jakarta,pasar diluar Jakarta masih terbuka lebar dan menunggu tangan-tangan para investor psikologi untuk menggebrak pasar SDM.Entah mengapa,seolah beberapa market leader lembaga psikotest yang cukup memiliki nama di Jakarta,justru menyambut dingin pasar industri ini diluar Jakarta.

Padahal apabila ditilik prospek pasar yang cukup tinggi dan banyaknya demand,industri ini masih menjanjikan.Ditilik dari prosesnya yang cukup simple,bisnis ini sangat prospektif untuk dikembangkan diliar Jakarta.

Sebenarnya, proses psikotes itu sendiri cukup spesifik: dimulai dari perusahaan yang membuka lowongan kerja untuk beberapa posisi. Lalu perusahaan tersebut menetapkan sejumlah kualifikasi yang harus dipenuhi para pelamar kerja. Untuk alasan efisiensi, biasanya perusahaan tersebut meminta bantuan pada lembaga psikologi terapan untuk mengadakan psikotes yng dibutuhkan. Langkah selanjutnya, dengan gambaran kualifikasi yang ditetapkan perusahaan, lembaga tersebut berusaha menangkap kemampuan dan kecenderungan untuk memenuhi kualifikasi tersebut.

 

 

 

Beberapa keluhan yang sering dikeluhkan oleh para pengguna jasa psikotes adalah :

  • Ulasan Profil yang sulit dibaca/user friendly

  • Laporan yang tidak cepat

  • Korelasi Ulasan Psikologis dengan Job deskripsi

  • Aspek Psikologis yang tidak segmented

Biasanya terdapat 3 aspek pokok yang diungkap dalam psikotes. Ketiga aspek tersebut merupakan satu kesatuan integritas yang tidak bisa dipisahkan secara segmentatif. Hasil dari ketiga aspek ini, nantinya akan menentukan “kualitas” seseorang.

 

  1. Pertama, aspek kecerdasan umum atau intelegensi yang untuk mendeteksinya, dibutuhkan sebuah alat tes yang memancing kemampuan intelegensi umum dan kemampuan khusus. Alat tes yang biasa digunakan bisa berupa tes verbal, non-verbal dan performance.

  2. Aspek kedua, karakteristik/perilaku kerja. Hal ini meliputi berbagai unsur: kecepatan, ketelitian, perencanaan dan semacamnya, biasnya disesuaikan dengan kebutuhan khusus pekerjaan.

  3. Aspek ketiga adalah aspek kepribadian. Hal ini biasanya mencerminkan sisi-sisi unik seseorang. Untuk menggali aspek ini, dibutuhkan ketajaman dan kepekaan psikolog. Untuk menghindari hal-hal yang subyektif seperti marah atau tersinggung, dibutuhkan pengalaman yang memadai

Keseluruhan hasil psikotes disesuaikan dengan kualifikasi “pesanan” perusahaan. Seseorang yang memenuhi kualifikasi, akan direkomendasikan untuk diterima. Memang, tidak semua pelamar bisa memenuhi 100 persen kualifikasi yang ditetapkan oleh sebuah perusahaan.

 

Written by brammantya kurniawan

July 29, 2008 at 7:34 am

One Response

Subscribe to comments with RSS.

  1. Ada yang punya daftar lembaga psikotest Indonesia, (kalo boleh khususnya di Makassar)

    aredoze

    October 15, 2008 at 8:22 am


Leave a comment