BeritaHR

Media Belajar Human Resources

[Diskusi HRD Forum] Psikotest

with one comment

Waduh menarik sekali ya… Pertama perkenalkan nama saya chandi, kebetulan saya lulus dari jurusan psikologi. Di kampus saya banyak temen2 yang kurang mmapu, tetep bisa ngambil S2 karena mungkin pola pikirnya tidak mikir mahalnya tapi bagaimana caranya agar saya bisa kuliah, akhirnya ada yang jd asdos terlebih dahulu, ada yg daftar jd dosen di PTN lain dan di kuliahkan di kampus, oh iya kampus saya di UI. So menurut saya memang benar bahwa biaya S2 mahal tetapi hal tersebut untuk para dosen juga kan, mereka kan juga manusia yang butuh hidup, sama seperti kita. Sekarang tinggal pola pikir kita saja.. Kalau kita menerus memiliki pola pikir S2 itu mahal yang mungkin kita tdk akan menemukan bagaimana cara kita untuk dapat kuliah, tapi kalau kta berpikir bagaimana caranya atau apa yang harus saya lakukan agara saya dapat kuliah, mungkin akan terbuka berbagai peluang yang sebelumnya kita belum “ngeh”

Nah selain itu saya juga kurang setuju bahwa S1 psikologi yang lebih banyak di lapangan lebih bagus, kalau kita bicara S1 yang 6 tahun saya setuju karena mereka sudah psikolog ketika lulus, tapi ketika S1 yang dimaksud adalah S1 yang 4 tahun seperti saya, jujur kita tidak memiliki pengetahuannya untuk mengetes orang dan bukankah karena teori-teori dan pengetahuan tersebut kita membayar uang kuiah S2 , bukankah karena pengetahun (tacit knowledge) yang ada di para dosen, di para trainer kita membayar uang kuliah serta uang investasi training?

Sekian urung rembug saya,,, mohon maaf jika ada kata yang salah…

Your’s
Chandi SC

On 6/5/08 12:30 PM, "robert herdi" <herdi_wb@yahoo.co.id> wrote:


 

Dear all….
  
 
  
Semoga jawaban/tanggapan mas jayadi bukan jawaban sarjana psikologi yang sakit hati karena belum berhasil ke jenjang psikolog karena faktor ekonomi …
  
Saya setuju sekali jika dikatakan bahwa biaya pendidikan S2 (Profesi) mahal … tapi sama seperti jadi notaris dan dokter …yang juga profesi …ya memang wajar mahal karena ada embel-embel profesi nya itu …tapi saya tidak setuju jika dikatakan bahwa karena mahal maka yang bisa jadi S2 Psikologi / Psikolog haya yang kaya … saya nggak kaya lho mas … you know me lah… Yang kaya memang kemudian menjadi punya kesempatan lebih besar dari yang kurang kaya…tapi bukan berarti yang pas-pas an secara ekonomi lalu tidak bisa mengecap pendidikan level tersebut ….
  
Kalo yang psikolog pasang harga…ya rasanya wajar juga …ada kualitas ada harga…dalam bidang psikologi lho….kalo psikolognya berkualitas ya harganya mahal…wajar…kalo psikolognya kurang OK ..rasanya juga nggak pasang harga tinggi…lalu tidak sedikit juga lho psikolog yang jiwanya cukup sosial, realistis dan istilah lainnya…sehingga walaupun berkualitas tetap mau membantu yang membutuhkan meski dengan harga yang …negotiable…
  
Dan perlu diingat dan dipahami semendalam mungkin …bahwa psikotes…adalah tools seleksi…harus pake psikotes atau tidak …TIDAK ADA YANG MENGHARUSKAN….jika anda bukan psikolog dan mampu menseleksi orang dengan baik tanpa psikotes…why not…nggak ada yang salah….
  
 
  
Itu urun komentar saya…meski terlambat 1 tahun tapi nggak ada salahnya untuk mengangkat kembali dan mengomentari teman saya ini…peace…
  
 
  
HERDI
  

Albert Jayadi <xhirho@yahoo.com> wrote:
  

 
  
Dear All ….

Setelah membaca semua e-mail dengan topik "psikotest" ini, saya hanya bisa tersenyum karena sebenarnya permasalahan yang ada disini merupakan LINGKARAN SETAN dan efek dari dunia pendidikan kita yang sudah dibisniskan. Mau dibilang "legal" atau tidak, sebenarnya tidak ada ukuran dan hukumnya. Lagi pula jika sekarang banyak mereka yang bukan lulusan psikologi atau bukan psikolog, menurut saya fenomena itu dikarenakan apa yang disediakan oleh dunia pendidikan tidak dapat men-supply kebutuhan dan modal / dana yang tersedia di lapangan. Biaya pendidikan yang mahal, membuat hanya anak orang kaya saja yang bisa menuntut ilmu hingga S2 dan Psikolog sedangkan mereka yang tidak mampu serta pas2an … cukup jadi sarjana psikologi. Tuntutan salary dari para psikolog pun cukup tinggi walaupun mereka cuma berbekal teori dari kuliah mereka di S2. Hingga terkadang organisasi lebih memanfaatkan para sarjana psikologi, khususnya mereka yang sering melakukan praktek lapangan, sering magang di biro2 psikologi. Toh mereka terkadang lebih mempunyai kualitas yang lebih baik daripada para psikolog yang kepenuhan dengan teori.

Maaf jika pendapat saya agak "keras’, namun selalu terbuka dengan segala masukan. Semoga bisa menjadi lebih baik adanya…. Karena  menurut saya rekrutmen memiliki perang sangat penting dalam perusahaan kecuali perusahaan yang melakukan recruitment based on relation or connection hehehehe…

Warm Regards
Albert Jayadi

Olivia.Rivera@sinarmasforestry.com wrote:  


Dear all,
Proses seleksi dan rekrutmen bisa dilakukan oleh mereka yang bukan berlatar belakang pendidikan psikologi ?
Mungkin bisa saja, namun beberapa bulan lalu saya pernah mengikuti perkulihan pembuka yang dibawakan oleh Prof. Soetarlinah (salah satu pakar kognitif di Indonesia) yang menginformasikan bahwa mereka yg berlatar belakang psikolog (bukan hanya sekedar sarjana psikologi) yang berhak menggunakan alat-2 test, termasuk menentukan metode pengukuran untuk melakukan proses seleksi.
Terlepas dari mereka yang bukan psikolog tapi bisa menggunakan alat-2 test dll. tsb. yang menjadi penekanannya adalah legal atau tidak hasil yang diperoleh.

salam
—– Forwarded by Olivia E Rivera/JKT/SMF on 06/22/2007 08:54 AM —–
      
  
azis@lihawa.com
Sent by: Diskusi-HRD@yahoogroups.com   06/21/2007 01:43 PM       

   Please respond to
Diskusi-HRD@yahoogroups.com


        

   To

 Diskusi-HRD@yahoogroups.com   

   cc

 
  

   Subject

 Re: [Diskusi HRD Forum] Psikotest
     
  
  

      
  
  
Dear Ibu Ernica,

Dengan tidak mengurani rasa hormat saya kepada rekan-rekan yang berlatar-belakang psikologi, sebenarnya Ibu bisa saja kok untuk menjalankan proses seleksi dan rekrutmen dengan baik. Kuncinya adalah Ibu perlu tahu kemampuan/kompetensi apa saja yang diharuskan oleh perusahaan dan setelah itu mencari alternatif metode untuk mengukur kemampuan/kompetensi tersebut. Proses seleksi dalam penerimaan karyawan tidak dimaksudkan untuk mengenal karakter para pelamar secara mendalam (karena hal tersebut tidak ada / sedikit sekali kaitannya dengan pencapaian ROCE perusahaan), proses seleksi penerimaan karyawan dimaksudkan untuk mendapatkan orang yang mampu dan/atau bakalan mampu mengerjakan proses kerja yang dibutuhkan melalui proses learning and development.

Kemampuan dan kompetensi yang dibutuhkan oleh perusahaan bisa dilihat di bagian requirement pada job desc. Jika ibu kurang puas terhadap akurasi dari dokumen tersebut, ibu bisa menelusuri proses kerja yang dilakukan oleh posisi tersebut untuk mengidentifikasi kompetensi/kemampuan kunci yang harus dimiliki untuk dapat menjalankan proses tersebut dengan baik. Dari situ Ibu akan melihat bahwa banyak sekali kemampuan yang harus dimiliki oleh pemegang jabatan tersebut.
 

Dari daftar kemampuan tersebut ibu kemudian perlu menyortir mana kompetensi/kemampuan yang akan bisa dikuasai melalui proses pembelajaran dibawah 1 bulan, 3 bulan, 1 tahun, 3 tahun dan lebih dari 3 tahun. Nah berdasarkan kategori inilah Ibu membuat prioritas kemampuan yang harus dimiliki oleh para pelamar dalam proses rekrutmen. Biasanya hal-hal semacam skill dan knowledge akan menempati kategori-kategori awal sedangkan sikap dan perilaku akan menempati kategori-kategori atas. Tentu saja Ibu bebas memodifikasi kurun waktu tersebut sesuai kebutuhan Ibu.

Setelah prioritas persyaratan itu selesai dibuat, Ibu perlu menentukan metode untuk mengukur kemampuan para pelamar tersebut untuk setiap persyaratan. Untuk kemampuan yang berbau skill dan knowledge bisa diuji dengan metode wawancara, presentasi, test tertulis, demonstrasi skill dll, sedangkan untuk kemampuan dalam bidang sikap dan perilaku ibu bisa menggunakan metode Behavioral Event Interview atau Competency Based Interview (info singkat mengenai hal ini bisa dilihat di http://en.wikipedia.org/wiki/Job_interview <http://en.wikipedia.org/wiki/Job_interview> ). Adapun mengenai persyaratan lain seperti kesehatan, pendidikan dll saya kira Ibu sudah tau cara mengujinya.

Setelah Ibu membuat semua kemampuan tersebut mempunyai metode pengukuran yang tepat, Ibu kemudian perlu menambahkan keterangan mengenai waktu, resources dan biaya dari setiap metode tersebut beserta sedikit info mengenai pelaksana / vendornya. Setelah itu urutkanlah metode-metode tersebut berdasarkan biaya, waktu dan resources yang dibutuhkan. Hal ini perlu dilakukan agar dalam menyusun kronologis proses seleksi kita bisa memakai filter termudah, termurah dan tercepat untuk menyaring para pelamar yang jumlahnya biasanya sangat banyak sebelum menggunakan filter yang lebih sulit, lebih mahal dan lebih memakan waktu, sehingga keseluruhan proses seleksi kita menjadi lebih efektif dan efisien.

Jika rekan-rekan ingin menambahkan, saya akan sangat berterima kasih.

Sincerely,



Abdul Azis Lihawa


—– Original Message —-
From: Ernica <ernica@sushitei.com>
To: Diskusi-HRD@yahoogroups.com
Sent: Thursday, June 21, 2007 10:00:24 AM
Subject: [Diskusi HRD Forum] Psikotest
 Salam HRD,
   
Dikantor saya akan mengadakan psikotest untuk menyeleksi calon karyawan, dan saya sebagai HR yang ditugaskan untuk itu, berhubung saya backgroundnya hukum saya kurang pengalaman dibidang itu, dan setau saya HRD yang dgn background psikologi yang berpengalaman dibidang itu.
Boleh tidak saudara2 dari forum HRD sekalian memberitahu atau pun membimbing saya untuk dapat melaksanakannya? Karena rencananya saya yang akan diberi kepercayaan untuk menyelenggarakannya dan menjadi penilainya. Kalau mungkin ada yang prof dibidang psikotest yang meliputi [papikostik, IST atau berbagai istilah tentang itu}dan cara penilainanya bagaimana(scooring)



Terimakasih saya yang terdalam,
Icha
  

 
  


 Luggage? GPS? Comic books?
Check out fitting gifts for grads <http://us.rd.yahoo.com/evt=48249/*http://search.yahoo.com/search?fr=oni_on_mail&amp;p=graduation+gifts&amp;cs=bz>  at Yahoo! Search.  

  


Yahoo! Toolbar kini dilengkapi dengan Search Assist.   Download sekarang juga. <http://sg.rd.yahoo.com/id/search/toolbar/mail/signature/*http://id.toolbar.yahoo.com/>
 
    


__._,_.___

Spektakuler Workshop !!
"Salary Structure Based 3P Concept"
16 – 17 Juni 2008, Aston Atrium Hotel, Jakarta
http://www.HRD-Forum.com
HOTLINE : 08788-1000-100 | 0815 1049 0007 | 021-70692748 |
——————————–
Dapatkan Agenda Training Thn 2008 hanya di :
http://www.HRD-Forum.com
http://www.agenda.HRD-Forum.com
Untuk Pendaftaran dapat menghubungi HOTLINE kami di :
08788-1000-100 | 0815 1049 0007 | 021-70692748 |
——————————–
Diskusi-HRD@yahoogroups.com
Komunitas HRD Terbesar di Indonesia
YM : hrdforum
———————————–
Penting buat Praktisi HRD !!
http://hr-expert.blogspot.com/
http://management-hr.blogspot.com/
http://kpi-owner.blogspot.com/
http://compensations.blogspot.com/
http://recruitmentskill.blogspot.com/
———————————–
Service Kami meliputi ; Training/Seminar/Workshop baik InHouse maupun Public, Konsultasi, Recruitment & Selection khusus untuk posisi HRD, Assessment, Outdoor Activity Programs, Dll yang masih berhubungan dengan bidang tugas HRD.
————————————
Jika Anda belum bergabung kirimkan email ke :
Diskusi-HRD-subscribe@yahoogroups.com
———————
Dicari Freelance Trainer !
Anda mempunyai keahlian & pengalaman mengajar di bidang HR ?
Kirim CV anda ke ; HRD.Forum@gmail.com
Subject : Freelance Trainer
———————
http://hrd-forum.blogspot.com/
———————
bagi yang ingin Contoh-contoh KPI
http://kpi-owner.blogspot.com/
———————
http://free-toefl-test.blogspot.com/
http://management-hr.blogspot.com/
MARKETPLACE
You rock! Blockbuster wants to give you a complimentary trial of Blockbuster Total Access. <!– var title = ‘TITLE’; try { if (title == unescape(‘%u0054%u0049%u0054%u004C%u0045’) && document.title) title = document.title; var https = false; try {https = document.location.href.indexOf(‘https’)==0}catch(e){} document.write(‘‘); } catch(e){} //–>

Recent Activity

Visit Your Group

Yahoo! Groups

Discover healthy

living groups and

live a full life.

Popular Y! Groups

Is your group one?

Check it out and

see.

Yahoo! Groups

Everyday Wellness Zone

Check out featured

healthy living groups.

.


__,_._,___

Written by brammantya kurniawan

June 5, 2008 at 11:19 pm

Posted in Uncategorized

One Response

Subscribe to comments with RSS.

  1. Dear all…

    Dari statement yg saya baca, kok rasanya agak miris hati saya dengan letter dari bapak albert jayadi.
    Bukan suatu keharusan kita kaya, lalu baru bisa S2. Semua bergantung dari anda….[ kalau kebetulan anda miskin, carilah orang kaya yang bisa menghidupi anda dan study anda ;-D]
    Pendidikan S2 tidak bisa dipandang setengah mata akan lebih baik dari orang yang banyak – banyak magang. Coba sekarang sebelum anda S2 anda banyak-banyak magang, setelah anda menemukan org yang mau mensubsidi anda [mungkin istri yang kaya] anda masuk ke S2. rasakan bedanya….anda akan lebih percaya dengan apa yang saya katakan.

    Bravo..[sorry to late replay-nya]

    best regards,

    maudy

    maudy

    October 22, 2008 at 4:35 pm


Leave a comment