BeritaHR

Media Belajar Human Resources

Pelajaran Public Speaking dari Hillary Clinton dan Barack Obama

leave a comment »

Oleh : Yodhia Antariksa
sumber : http://strategimanajemen.net

Minggu lalu saya menghabiskan banyak waktu untuk menonton InternetTV.Acara yang saya tonton adalah sebuah event historis konvensi PartaiDemokrat AS yang berlangsung di Denver, Colorado, dan berpuncak padapengukuhan Barack Obama, sebagai calon presiden kulit hitam pertamadalam sejarah panjang politik Amerika. Saya menyaksikan acara ini bukansaja karena aspek politik-nya, namun terutama karena ingin belajarmengenai ketrampilan public speaking kelas dunia.

Tak pelak dalam acara yang berlangsung selama 4 hari itu, telahtampil puluhan tokoh dengan beragam pidato yang memukau. Namun duabintang menyeruak, menampilkan parade publick speaking yang sangatmengesankan. Yang pertama, tentu saja Barack Obama sendiri. Dan yangkedua adalah Hillary Clinton. Kedua ikon Amerika ini, dengan gayanyamasing-masing, telah memberikan sebuah pelajaran yang sungguh sangatberharga mengenai apa itu makna world-class public speaking.

Lalu lesson learned apa yang bisa dipetik dari paradepublic speaking kedua ikon hebat itu? Disini kita setidaknya ada tigapoin pembelajaran yang layak dicatat. Yang pertama adalahsebuah poin yang sangat basic : untuk bisa menjadi seorang publicspeaker yang baik, pertama-tama kita mesti memiliki intellectualcapacity yang kokoh dan wawasan berpikir yang ekspansif. No questionabout this. Sejarah para orator ulung – sejak Soekarno hingga WinstonChurchill, mulai dari Marthin Luther King hingga Hillary Clinton –selalu berawal karena mereka dibekali dengan otak yang brilian.Kemampuan berbicara di depan publik tanpa disertai dengan keluasanpengetahuan hanya akan membikin kita tampak seperti orang pandir. Danketrampilan bicara tanpa dibekali dengan kedalaman wawasan hanya akanmembuat kita lebih pas menjadi penjual obat di pinggir jalanan……(sayangnya, politisi di tanah air lebih banyak yang layak masuk kategori ini…..).

Poin yang kedua adalah ini : kedua ikon politikAmerika ini dengan sangat mengesankan memberikan pelajaran tentang apaitu makna ritme bicara, kekuatan intonasi, dan kejernihan artikulasi.Dan kita tahu, sebuah public speaking yang bagus selalu peduli denganaspek-aspek kunci ini. Ritme dan irama penyampaian narasi yang pas,disertai dengan intonasi suara yang dinamis – tahu kapan mesti haruslembut, kapan harus lebih lantang – akan membuat audiens kita mamputerlibat sepenuhnya dengan apa yang disampaikan. Lalu, artikulasi yangjernih dan elokuen (fasih) akan selalu bisa membuat efek yang membekaspada benak pendengar kita. Hillary sangat masterful dalam soalartikulasi ini. Setiap kalimat selalu ia artikulasikan dengan jernihdan dengan ritme yang mengalir; membuat ia mampu meninggalkan jejakyang memukau dalam bentangan hati para pendengarnya (Anda bisa melihatvideo pidato Hillary DISINI )

Poin yang ketiga atau yang terakhir adalah ini :penguasaan panggung yang sempurna merupakan sebuah elemen amat pentinguntuk menghadirkan public speaking yang impresif. Apa yang akan terjadijika kita hendak menyampaikan sebuah presentasi di depan forum dengantubuh yang bergetar lantaran grogi, dan dengan tatap mata yang hanyamelihat pada satu titik? Apa yang akan terjadi jika kita mendengarkanseseorang menyampaikan pidato dengan membaca teks, dan sepanjang pidatomatanya tak pernah lepas dari teks? Duh, betapa kita akan sangatbete….(namun sayang, semua pejabat di negeri ini, sejak dari Ketua RThingga Kepala Negara selalu menghadirkan pidato teks yang sungguhmembosankan ini….Pliss deh..….).
Tidak, Hillary dan Obama sama sekali tidak menggunakan teks ketikaberpidato. Mereka benar-benar menguasai panggung dengan penuhkesempurnaan. Sepanjang pidato, Hillary selalu melemparkan tatapan matakepada setiap sudut dimana 20 ribu penonton duduk dihadapannya. Iaseperti tengah berdialog dan berbicang intim dengan setiap hadirin yanghadir. Ia seperti menyulap podium itu menjadi pangung teatrikal denganmana ia menyajikan sebuah penampilan seni bicara yang benar-benarmemukau (semenjak Soekarno, kita tidak penah lagi melihat pejabat kitayang bisa seperti ini…..).

Demikianlah tiga poin pembelajaran yang mungkin bisa kita petikdalam kaitannya dengan ketrampilan public speaking. Anda semua mungkintidak berbakat menjadi presiden seperti mereka berdua. Namun siapa tahukelak Anda terpilih menjadi “pejabat” atau pemimpin – entah sekedarmenjadi ketua RT, ketua panitia 17-an, atau ketua tim di kantor Anda –dan kemudian Anda diminta untuk memberikan speech atau public speakingdi depan forum yang besar. Nah, kalau Anda ingin melakukannya denganbaik, maka ingatlah selalu tiga poin pembelajaran diatas. Sebab denganitulah, Anda mungkin akan bisa menampilkan sebuah speech yang menggugahnan inspiratif. Dan bukan speech yang membikin semua pendengar terlelaptidur sambil ngorok……..

(Bersambung Ke halaman 3 Kol 5)

Written by brammantya kurniawan

September 1, 2008 at 3:15 am

Posted in Artikel

Leave a comment